Bismillaahir Rahmaanir Rahiim
Pada tulisan ini sy tidak akan membahas dan menjelaskan dalil-dalil thalabun nushroh krn sudah sangat jelas, yaitu dalam rangka meneladani Rosulullah saw yg dalil-dalilnya juga sdh sangat jelas, tentu bagi orang-orang yg berilmu dan ikhlas menerima haq dari siapapun datangnya, bukan bagi orang-orang yg membuat ta'anut (memperkeruh suasana) yg menantang haq yg bukan dari kelompoknya.
Setidaknya ada tiga hikmah besar di balik metode thalabun nushroh, yaitu :
1. Menegakkan khilafah adalah fardlun 'alal muslimin (wajib atas seluruh kaum muslimin), yakni fardlu kifayah. Bukan fardlun 'alaa Hizbut Tahrir atau 'alaa kulli muslim (wajib atas setiap orang muslim termasuk HT), yakni fardlu 'ain. Tetapi meskipun hukumnya fardlu kifayah, selagi khilafah masih belum bisa tegak, maka hukum menegakkannya adalah fardlu 'ain, fardlu atas setiap muslim.
Atas dasar itu, Hizbut Tahrir dalam dakwahnya untuk menegakkan khilafah rosyidah tetap dan terus menerus melakukan aktivitas thalabun nushroh dari dan kepada ahlul quwwah sebagai wakil atau representasi dari seluruh kaum muslimin yg berada di suatu negara. Ketika sampai saat ini Hizbut Tahrir belum bisa menegakkan khilafah karena belum mendapat nushroh dari ahlul quwwah, maka bukan berarti karena Hizbut Tahrir salah dan sesat, tetapi hanya karena kaum musliminnya yg masih belum mau diajak menegakkan khilafah, bahkan mereka masih menolaknya, krn mengikuti guru, kiai dan ustadz kultusnya yg menolak dan memitnah.
Mereka sebagai ahlun nushroh, meskipun faktanya sdh banyak yg siap memberikan nushrohnya, tetapi mereka juga pasti melihat dan meneliti sejauh mana kaum muslimin di suatu negara telah siap diajak menegakkan khilafah bersama Hizbut Tahrir. Ketika mereka tlh melihat bhw mayoritas kaum muslimin tlh siap, mk mereka pasti akan segera memberikan nushrohnya krn mereka juga tlh menjadi bagian dari Hizbut Tahrir. Tetapi jgn mengharap kpd mereka agar bisa memberikan nushrohnya, ketika kaum muslimin atau mayoritasnya masih belum mau diajak menegakkan khilafah.
Nah, karna itu, Hizbut Tahrir terus menerus dan tdk akan pernah berhenti berdakwah sampai kaum muslimin atau mayoritasnya mau diajak menegakkan khilafah. Pahimtum?!
2. Sebelum di suatu negara ada ahlul quwwah yg memberikan nushroh kpd Hizbut Tahrir, maka Hizbut Tahrir di seluruh negara di dunia, semuanya terus melakukan aktivitas thalabun nushroh dgn terus berdakwah mengajak kaum muslimin di negaranya masing-masing agar mau diajak menegakkan khilafah. Maka dgn aktivitas tersebut dapat dipastikan bhw kesadaran kaum muslimin di seluruh dunia akan kefardluan menegakkan khilafah akan terus bertambah dan terus bertambah, dan akan menjadi kesadaran mayoritas, sehingga ketika nanti di suatu negara Hizbut Tahrir mendapat nushroh dan bisa menegakkan khilafah, maka menjadi jalan mudah untuk menggabungkan negara-negara lain ke dalam daulah khilafah, karena dakwah dan kesadaran akan kefardluan menegakkan khilafah tlh merata dan mendominasi masyarakat dunia. Dan inilah kenapa khilafah Imam Mahdi mampu menggabungkan dan menguasai dunia seluruhnya. Jadi dakwah Hizbut Tahrir itu tdk boleh dibilang sia-sia. Pahimtum?!
3. Metode thalabun nushroh adalah standar yg tepat dan efektif untuk menilai dan menentukan, mana khilafah yg didirikan oleh kaum muslimin secara sadar, pilihan sendiri dan berdasarkan ilmu, burhan dan bashiroh, dan layak menjadi khilafah 'alaa minhajin nubuwah; dan mana khilafah yg hanya didirikan oleh kelompok minoritas yg ambisius dan salah langkah karena tdk meneladani dakwah Rosulullah dlm menegakkan daulah nubuwwah di Medinah Munawwaroh, sehingga kaum muslim yg ada di dalamnya justru mendapat tekanan dan kezaliman dari khilafah klaim, dan sehingga mereka justru memilih mengungsi ke negara-negara tetangga, bhkn ke negara kafir sekalipun. Padahal daulah khilafah rosyidah adalah daarul islam tempat dan tujuan kaum muslimin berhijroh kepadanya dalam rangka meninggalkan larangan Allah swt; almuhaajiru man haajaro maa nahaallohu 'anhuu. jadi thalabun nushroh adalah standar efektif untuk menilai dan menentukan, mana khilafah yg asli dan mana khilafah yg palsu dan abal-abal.
Itulah tiga hikmah besar, dan tentu di dalamnya terdapat tdk sedikit butiran-butiran hikmah cabang yg lainnya, yg sy pahami atau dari paham yg dianugerahkan Allah kepada qalbu dan aqlu sy, yg telah lama belajar dan berlatih menerima haq dari siapapun datangnya, juga menolak batil dari siapapun datangnya.
Allohumma aarinal haqqa haqqan warzuqnat tiba'ahuu, wa aarinal baathila baathilan warzuqnaj tinaabahuu. Aamiin ...
ust Abul Wafa Romli
ust Abul Wafa Romli
Tidak ada komentar:
Posting Komentar